Penulis : Eka Ludiati / — Editor : Danang Apriadi
Apa itu Eco-Enzyme ?
Eco-Enzyme adalah cairan alami serba guna, yang merupakan hasil fermentasi dari gula , sampah/sisa buah atau sayur dan air. Lama pembuatan Eco-Enzyme adalah 3 bulan di wilayah tropis dan 6 bulan di wilayah sub tropis. Hasil akhir Eco-Enzym adalah berupa cairan kecokelatan dengan aroma asam segar. Warna Eco-Enzyme bervariasi dari cokelat muda hingga cokelat tua, bergantung pada jenis sisa buah/sayuran dan jenis gula yang digunakan.
Formula pembuatan Eco-Enzyme ditemukan oleh Dr.Rosukon Poompanyong , seorang pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand yang melakukan penelitian sejak tahun 1980-an. Eco-Enzyme kemudian diperkenalkan lebih luas oleh Dr. Joean Oon , seorang peneliti Nathuropaty dari Penang ,Malaysia. Saat ini Eco-Enzyme telah digunakan dibeberapa negara sebagai usaha untuk mengurangi sampah rumah tangga.
Mengapa Eco-Enzyme ?
Berdasarkan survei, 60% sampah yang terbuang di TPA adalah sampah organic yang sebenarnya masih bisa didaur ulang. Sampah organic di TPA menimbulkan bau tidak sedap di lingkungan, mengurangi tingkat daur ulang plastic, serta meningkatkan resiko terjadinya ledakan TPA. Pembusukan sampah organic juga menimbulkan gas metana. Gas metana adalah salah satu gas yang menyebabkan efek rumah kaca yang menyebabkan terjadinay pemanasan global. Dengan Eco-Enzyme, kita telah mengolah sebagian besar sampah kita dan mengurangi beban TPA.
Selain itu, produk yang kita gunakan dirumah sebagian besar mengandung bahan kimia sintetis yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Kemasan dari produk tersebut juga mencemari lingkungan, karena hanya sebagian kecil yang didaur ulang. Eco-Enzyme adalah alternative alami daripada bahan kimia sintetis berbahaya di rumah. Dengan Eco-Enzyme, kita mengurangi produksi limbah kimia sintetis dan sampah plastik sisa kemasan produk rumah tangga pabrikan.
Cara membuat Eco-Enzyme
Cara pembuatan Eco-Enzyme menggunakan beberapa tahapan :
- Bahan pembuat Eco-Enzyme
- Langkah pembuatan Eco-Enzyme
- Waktu panen dan hasil panen
- Standar hasil Eco-Enzyme
- Bahan pembuat Eco- Enzyme
1). Bahan untuk membuat Eco-Enzyme terdiri dari 1 bagian gula (kg/gram), 3 bagian sisa sayur atau kulit buah (kg/gram) , dan 10 bagian air ( liter/ml). Volume air yang disarankan adalah 60% dari kapasitas wadah.Wadah yang bisa digunakan adalah wadah yang memiliki tutup bermulut besar dan bisa ditutup rapat, ukuran wadah boleh besar atau kecil, dan berbahan plastic.
Wadah tidak boleh yang berbahan logam karena mudah berkarat, tidak boleh berbahan kaca karena akan rentan pecah, tidak boleh bermulut kecil karena akan rentan meledak. Air yang dapat digunakan adalah air suling, air sumur, air PDAM yang sudah didiamkan 24 jam sehingga kaporitnya mengendap, air galon, air buangan AC, ataupun air hujan yang ditampung langsung dari langit bukan melalui pipa atau genteng dan sudah didiamkan 24 jam.
Gula yang dapat digunakan adalah molase, gula merah tebu, gula aren, gula kelapa, dan gula lontar. Gula pasir tidak dapat digunakan karena dalam proses pembuatannya menggunakan beberapa bahan kimia.
Kategori buah dan sayur yang dapat digunakan adalah semua sisa buah atau sayur kecuali dalam kondisi sudah dimasak ( digoreng, direbus, ditumis) karena kandungan dari bahan yang sudah melalui proses pemasakan sudah berkurang, sisa buah atau sayur yang sudah busuk atau berulat atau berjamur, berminyak ( misalnya kelapa dan ampasnya), kondisi sisa buah atau sayur sudah kering. Agar sisa buah atau sayur tidak membusuk , dapat disimpan didalam lemari es dengan wadah tertutup rapat dan kering sambil menunggu sisa buah atau sayur terkumpul.
2). Langkah pembuatan Eco-Enzyme
Langkah 1 :
a.Bersihkan wadah dari sisa sabun atau bahan kimia.
b. Ukur volume wadah.
c. Masukkan air bersih maksimum sebanyak 60% dari volume wadah
Langkah 2 :
Masukkan gula sesuai takaran, yaitu 10% dari berat air
Langkah 3 :
Masukkan potongan sisa buah dan sayuran yaitu 30% dari berat air, lalu aduk rata
Langkah 4:
a. Tutup rapat sampai panen.
b. Beri label tanggal pembuatan dan tanggal panen
c. Tidak ada keharusan buka dan aduk, tidak ada keharusan meremas dan pastikan wadah tertutup serapat mungkin
Untuk menghindari kontaminasi, tempatkan wadah larutan fermentasi dilokasi yang sesuai. Lokasi penyimpanan diharuskan ditempat teduh tidak terkena sinar matahari langsung, memiliki sirkulasi udara yang baik, jauhkan dari Wifi, WC, tong sampah, tempat pembakaran sampah dan bahan – bahan kimia.
3. Pemanenan Eco-Enzyme
Setelah 90 hari, Eco-Enzyme siap dipanen. Ada kemungkinan muncul jamur putih halus dipermukaan , jamur bisa dipisah dan dimanfaatkan untuk pembusukan sampah yang lain. Eco-Enzyme bisa dipanen dengan cara disaring dan disimpan dalam wadah tertutup. Hasil panen Eco-Enzyme bisa dikemas di botol kaca atau botol plastic bertutup rapat. Disarankan Eco-Enzyme dikemas di botol – botol kecil untuk alasan kepraktisan dan menjaga kualitas.
4. Standar baik Eco-Enzyme
Eco-Enzyme yang baik memenuhi persyaratan pH di bawah 4,0 , aroma asam segar khas fermentasi.
5. Hasil Eco-Enzyme
Dari proses pembuatan Eco-Enzyme diperoleh 2 jenis hasil yaitu ampas dan hasil penyaringan.
Ampas Eco-Enzyme dapat digunakan untuk beberapa hal , diantaranya :
a. Membersihkan saluran kloset
Dengan cara diblender halus, kemudian dituangkan disaluran kloset pada malam hari
b. Mengharumkan mobil
Dengan cara dikeringkan kemudian dimasukan kedalam tas kain kecil , dan diletakan didalam mobil
c. Pupuk tanaman organic
Dengan cara dituangkan ditanah dekat taman ( bukan untuk pot)
Sedangkan untuk hasil penyaringan Eco-Enzyme akan didapatkan cairan berwarna coklat muda sampai tua yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari – hari , diantaranya :
a. Sabun cair
Dengan menambahkan beberapa bahan aromatic seperti kulit jeruk, lemon,lavender dapat dimodifikasi dengan bahan pembuat sabun.
b. Pembersih lantai dan pembersih alat rumah tangga alami
c. Pestisida alami untuk buah dan sayur
d. Cairan pembersih diri dan sebagai detoks dengan dicampurkan pada air untuk merendam kaki
e. Handsanitizer
f. Mengatasi berbagai luka ( luka bakar, luka gores, luka diabetes, luka decubitus
g. Mengatasi berbagai penyakit kulit ( iritasi kulit, ruam kulit, bisul)
h. Membantu mengurangi tingkat radiasi elektromagnetik dirumah
i. Membersihkan udara , air dan tanah
Mulai dari hal terkecil untuk menjaga bumi kita. Saling menghargai antar makhluk hidup di bumi merupakan tindakan nyata untuk menjaga keseimbangan di bumi. Menjaga alam agar kelestarian terjaga sama dengan menjaga warisan untuk anak cucu kita nanti. Langkah tercepat menyelamatkan dunia dari kerusakan adalah dengan memulainya dari diri sendiri. Safe our earth.